1. Survei Model Sistem Tele-expertise untuk Kasus

Dermatologi

Penggalih M Herlambang,* Izzati Muhimmah**

*Magister Teknik Informatika Peminatan Informatika Medis, **Fakultas Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta,

Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Tele-expertise sebagai bagian dari telemedicine dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan penyebaran layanan
dokter spesialis yang belum merata, khususnya untuk dermatologi. Untuk itu dibutuhkan kerangka kerja (framework) teknis sebagai panduan
pengembangan agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di Indonesia. Metode: Penelitian bertahap, tahap pertama adalah analisis kebutuhan
dengan survei, tahap kedua adalah studi literatur kerangka kerja untuk telemedisin, dan tahap ketiga berupa penyusunan model kerangka
kerja tele-expertise. Hasil dan Pembahasan: Sebuah model framework disusun berdasarkan survei dan literatur yang terdiri dari 4 komponen
utama meliputi alur kerja, konten klinis, infrastruktur, dan antar muka. Simpulan: Model kerangka kerja tele-expertise disusun khususnya untuk
dermatologi. Diperlukan penelitian lanjut berupa pengujian purwarupa berdasarkan model tersebut untuk evaluasi dan pengembangan
kerangka kerja. Selain itu, kerangka-kerja pendekatan non-teknis meliputi etika, hukum, dan rancangan regulasi perlu dikembangkan.
Kata Kunci: Dermatologi, kerangka kerja, tele-expertise, telemedisin

2. Pelayanan Estetika oleh Dokter Umum

Mahesa Paranadipa M

Staf Pengajar Etik dan Hukum Kesehatan, Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia

3. The Role of Echocardiogram in Outpatient Paediatric

Chest Pain
Richo Wijaya, Tina C. L. Tobing

Medical Faculty of Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

ABSTRACT

Chest pain in children usually makes both patients and family anxious, but – in contrast to among adults – mostly is not caused by serious disease.
American College of Cardiology published criteria for initial transthoracic echocardiography in outpatient setting.
Keywords: Appropriate, chest pain, echocardiogram, outpatient paediatric

4. Terapi Diabetes dengan SGLT-2 Inhibitor

Pande Made S. Dharma Pathni
Medical Department, PT Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia

ABSTRAK

SGLT-2 adalah transporter glukosa yang terletak di tubulus proksimal ginjal dan bertanggung jawab terhadap 90% reabsorpsi glukosa. Inhibisi
terhadap transporter ini akan berdampak pada penurunan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan ekskresi glukosa melalui ginjal,
namun kerjanya tergantung kadar glukosa.
Kata kunci: Diabetes, SGLT-inhibitor

5. A Review of Gene Editing/Therapy and CRISPR

Technology

Khing S. Ong,1 Zack S.T. Lim,2 Boenjamin Setiawan3

1Director Allergy and Immunology Division, Department of Pediatrics, University of California Irvine. 1978-1985, USA, 2Retired RPH

(Registered Pharmacist), USA, 3Founder. Stem Cell Institute, Jakarta, Indonesia

ABSTRACT

This review will discuss the gene editing or manipulation in general, including various methods and tools currently available, including CRISPR.
Some encouraging results of clinical applications of gene-therapy will also be discussed. With its diverse and far reaching effect on biomedical
field, we will also discuss CRISPR technology beyond its gene-editing functions. We also review the cost for performing a gene-therapy.
Keywords: CRISPR, gene editing

6. Terapi Kondiloma Akuminata dengan Kombinasi
Trichloroacetic Acid (TCA) 80% + Krioterapi
Marsita Endy Dhamayanti, Tutik Rahayu, Eka Putra Wirawan, Rina Diana,

Danu Yuliarto, Endra Yustin Ellista Sari

Bagian SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr.Moewardi,

Surakarta, Indonesia

ABSTRAK

Kondiloma akuminata adalah infeksi yang disebabkan Human Papilloma Virus (HPV) di daerah perineum, genitalia; merupakan penyakit menular
seksual paling sering di dunia. Kondiloma akuminata dapat disebabkan oleh berbagai subtipe HPV, terutama HPV 6 dan 11. Dilaporkan satu kasus
pasien laki-laki, 43 tahun, dengan keluhan muncul kutil di batang penis, skrotum, dan anus sejak kurang lebih 3 bulan, yang bertambah banyak
dan gatal. Pada pemeriksaan daerah genital dan perianal tampak papul dan vegetasi dengan permukaan verukosa, sewarna kulit, multipel.
Pasien mendapat terapi kombinasi TCA 80% dengan krioterapi dan simetidin.
Kata kunci: Kondiloma akuminata, krioterapi, trichloroacetic acid

7. Kombinasi Propranolol dan Digoksin Oral untuk Tatalaksana
Paroxysmal Supraventricular Tachycardia (PSVT)

di Fasilitas Layanan Primer

Fatwiadi Apulita Ginting

Puskesmas Pendang, Barito Selatan, Kalimantan Tengah, Indonesia

ABSTRAK

Takikardia supraventrikuler paroksismal merupakan salah satu kegawatdaruratan jantung pada pasien dengan atau tanpa kelainan kardiovaskuler.
Penanganan akut PSVT meliputi manuver vagal, kardioversi tersinkronisasi, dan terapi farmakologis. Kasus seorang wanita usia 41 tahun dengan
takikardia supraventrikuler paroksismal berhasil dikonversi menjadi irama sinus dengan propranolol 40 mg oral dan digoksin 0,25 mg oral di
fasilitas layanan primer.
Kata kunci: Digoksin oral, fasilitas layanan primer, propranolol oral, PSVT, takikardia supraventrikuler paroksismal

8. Perawatan Mulut untuk Pencegahan Mukositis Oral pada
Penderita Kanker Anak yang Mendapat Kemoterapi
Christina Hasibuan, Bidasari Lubis, Nelly Rosdiana, Selvi Nafianti, Olga Rasiyanti Siregar
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP. H. Adam Malik, Medan, Indonesia

ABSTRAK

Mukositis oral merupakan peradangan mukosa rongga mulut yang sering ditemukan pada pasien yang mendapat kemoterapi antikanker.
Angka kejadian mukositis oral pada populasi anak dan remaja sebesar 40-50%. Mukositis oral dapat berdampak negatif antara lain penurunan
kualitas hidup, pengurangan dosis terapi antikanker, dan peningkatan biaya perawatan. Perawatan mulut meliputi evaluasi berkala kondisi
mulut, edukasi pasien dan/atau keluarga, penyikatan gigi, flossing, dan berkumur sangat disarankan untuk mengurangi angka kejadian mukositis
oral.
Kata kunci: Anak, kemoterapi, mukositis oral, perawatan mulut

9. Korelasi Kadar Asam Urat Serum dan Probabilitas
Stroke Iskemik di Kecamatan Sekarbela, Mataram

Anabel Cahyadi,1 Herpan Syafii Harahap,2 Novrita Padauleng2
1Mahasiswa, 2 Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah. Probabilitas stroke iskemik dapat diukur
menggunakan skor risiko Framingham. Korelasi kadar asam urat serum dengan probabilitas stroke iskemik masih kontroversial. Tujuan:
Mengetahui hubungan antara kadar asam urat serum dan probabilitas stroke iskemik pada penduduk di Kecamatan Sekarbela Mataram.
Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang pada 59 orang penduduk di Kecamatan Sekarbela Mataram. Data meliputi
usia, kadar asam urat serum, penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, terapi antihipertensi, fibrilasi atrium, hipertrofi ventrikel kiri, tekanan darah
sistolik, dan merokok. Hasil: Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kadar asam urat serum dan probabilitas stroke
iskemik (p=0,167). Simpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara kadar asam urat serum dan probabilitas stroke iskemik pada penduduk
di Kecamatan Sekarbela Mataram.
Kata kunci: Framingham stroke risk score, kadar asam urat serum, stroke iskemik

10. Efek Ekstrak Etanol Daun Kesum (Polygonum minus Huds.)
terhadap Jumlah Neutrol, Monosit, dan Limfosit Tikus
Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karagenin

Hizki Ervando,1 Erni,1 Muhammad Afzalurrahman Putranda,1

Joni T. Parinding,2 Sari Eka Pratiwi3

1Mahasiswa, 2Departemen Patologi Klinik, 3Departemen Biologi dan Patologi
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,

Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Tanaman Kesum (Polygonum minus Huds.) merupakan tanaman endemik daerah Kalimantan Barat mengandung flavonoid
yang dipercaya dapat berperan sebagai antiinflamasi. Tujuan: Mengetahui efek ekstrak etanol daun Kesum terhadap jumlah neutrofil, monosit,
dan limfosit tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin. Metode: Desain penelitian true experimental dengan complete randomized
design menggunakan 30 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberi CMC 0,5 mg/kgBB, kelompok kontrol positif
diberi natrium diklofenak 2,7 mg/kgBB, kelompok perlakuan 1 diberi ekstrak etanol daun Kesum 4,332 mg/200gBB, kelompok perlakuan 2 diberi
ekstrak etanol daun Kesum 8,664 mg/200gBB, dan kelompok perlakuan 3 diberi ekstrak etanol 17,328 mg/200gBB. Karagenin 1% diinduksi pada
daerah subplantar. Pengambilan darah, pewarnaan, dan hitung jenis leukosit pada jam 0, 4, 8, dan 12 untuk neutrofil dan monosit, pada jam 0,
12, 24, dan 48 untuk limfosit. Analisis data menggunakan IBM SPSS v20.0 dengan uji General Linear Model dilanjutkan Post Hoc Bonferroni. Hasil:
Pada kelompok perlakuan 3 terdapat perbedaan bermakna dalam hal jumlah neutrofil (p<0,05) pada jam ke-4 pada perhitungan apus darah
tepi. Simpulan: Ekstrak etanol daun Kesum (Polygonum minus Huds.) memiliki efek terhadap jumlah neutrofil.
Kata kunci: Antiinflamasi, limfosit, monosit, neutrofil, Polygonum minus Huds.

11. Tatalaksana Diabetes Melitus pada Pasien Geriatri

Agung Prasetyo

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia

ABSTRAK

Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya. Perawatan pasien lanjut usia dengan diabetes sulit karena heterogenitas status klinis, mental, dan fungsionalnya. Skrining gangguan
kognitif dan risiko hipoglikemia direkomendasikan pada pasien lansia. Direkomendasikan simplifikasi rejimen pengobatan dan penggunaan
obat dengan efek hipoglikemia minimal.
Kata kunci: Diabetes melitus, geriatri, target glikemik

12. Diabetic Foot Infection (Infeksi Kaki Diabetik):

Diagnosis dan Tatalaksana

Muhammad Bayu Zohari Hutagalung, Dwinka Syara Eljatin, Awalita, Vivi Permana Sarie, Gaby

Demitria Agustina Sianturi, Galenisa Falinda Santika

RS Royal Prima Jambi, Jambi, Indonesia

ABSTRAK

Infeksi kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi yang sering ditemukan pada penderita diabetes. Derajat infeksi kaki diabetik ditentukan
berdasarkan evaluasi keadaan lokal kaki yang terinfeksi, luas struktur terinfeksi, serta adanya manifestasi sistemik. Tatalaksana meliputi
pembedahan, pemberian antibiotik, perawatan luka, serta manajemen hiperglikemia.
Kata kunci: Infeksi, kaki diabetik, komplikasi

13. Pola Penggunaan Antidiabetes Oral Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Bagian Penyakit Dalam RSUD

Kota Bandung Tahun 2017
Kevin Jonathan,1 Kuswinarti,2 Nanny Natalia Mulyani Soetedjo3

1Program Studi Kedokteran, 2Departemen Farmakologi dan Terapi, 3Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran,

Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

ABSTRAK

DM merupakan penyakit kronis seumur hidup, tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan intervensi farmakologis, salah satunya
antidiabetes oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antidiabetes oral pada pasien rawat jalan DM tipe 2 di bagian
Penyakit Dalam RSUD Kota Bandung pada Januari – Desember 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian
potong lintang setiap bulan. Pengambilan sampel secara retrospektif dari data rekam medis pasien dengan menghitung sampel minimal
menggunakan rumus Finite Population Correction. Dari 115 sampel meliputi 83 (72,2%) perempuan dan 32 (27,8%) laki-laki, antidiabetes terbanyak
berupa terapi tunggal metformin berkisar antara 25 pasien (21,7%) hingga 50 pasien (43,5%)/bulan, diikuti terapi kombinasi 2 antidiabetes
metformin dan gliklazid berkisar antara 16 pasien (13,9%) hingga 22 pasein (19,1%)/bulan, dan terapi kombinasi 3 antidiabetes metformin,
glikuidon, dan pioglitazon berkisar antara 1 pasien (0,9%) hingga 7 pasien (6,1%)/bulan serta metformin, gliklazid, dan akarbose sebanyak 3
pasien (2,6%) hingga 6 pasien (5,2%)/bulan. Obat lain untuk komorbid DMT2 yang terbanyak adalah obat hipertensi sebanyak 57,2%.
Kata kunci: Antidiabetes oral

 

DOWNLOAD