1. The Role of Bioinformatics in Personalized Medicine:
Your Future Medical Treatment
Margareta Deidre Valeska, Gabriella Patricia Adisurja, Stefanus Bernard, Renadya Maulani Wijaya,
Muhammad Aldino Hadzhah, Arli Aditya Parikesit
Department of Bioinformatics, School of Life Sciences, Indonesia International Institute for Life Sciences, Jakarta, Indonesia
ABSTRAcT
Bioinformatics is beneficial in personalized medicine. Two methods stand out, the randomized algorithm and computer assisted drug design
(CADD). This article will discuss application, pitfalls, and future of those two methods. Suggestion to improve the clarity of the bioinformatics
research in the field of personalized medicine will also be reviewed.
Keywords: Bioinformatics, CADD, personalized medicine, randomized algorithm
2. Antibiotik Prolaksis pada Tindakan Bedah
Johan Indra Lukito
Medical Department, PT. Kalbe Farma Tbk. Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Antibiotik profilaksis pra-operasi didefinisikan sebagai pemberian antibiotik sebelum operasi untuk mengurangi risiko infeksi pasca-operasi.
Antibiotik profilaksis optimal untuk pembedahan idealnya sesuai pedoman penggunaan antibiotik profilaksis atau pedoman lokal. Kriteria
antibiotik profilaksis dalam pembedahan yang tepat meliputi tepat indikasi, tepat jenis antibiotik, tepat dosis, tepat rute, tepat waktu, dan durasi
pemberian.
Kata kunci: Antibiotik, bedah, profilaksis
3. Peranan Antioksidan Koenzim Q10 dalam
Tatalaksana Infertilitas Pria
Cennikon Pakpahan
Departemen Biologi Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
ABSTRAK
Infertilitas pada pria sering disebabkan oleh masalah kuantitas atau kualitas sperma. Antioksidan, salah satunya koenzim Q10, dilaporkan memiliki
peranan memperbaiki kuantitas dan kualitas sperma.
Kata kunci: Antioksidan, infertilitas, koenzim Q10
4. Keganasan Kolorektal
dengan Fenomena Raynaud Sekunder
Ni Made Dwi Adnyani, Ida Bagus Aditya Nugraha, Gede Kambayana*
Dokter Residen Program Studi Penyakit Dalam, *Staf Divisi Rheumatologi,
Departemen/ KSM Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Univeritas Udayana-RSUP Sanglah, Denpasar, Indonesia
ABSTRAK
Penyakit Raynaud adalah penyakit vaskuler primer yang ditandai dengan spasme sementara pada arteri kecil dan arteriol, biasanya di jari
tangan atau, yang lebih jarang, jari kaki. Penyebab penyakit Raynaud dapat primer atau sekunder; salah satu penyebab sekunder adalah proses
keganasan. Dilaporkan kasus pada pasien laki-laki, usia 46 tahun, suku Jawa dengan fenomena Raynaud sekunder diduga akibat kanker kolorektal.
Kata kunci: Fenomena Raynaud, keganasan kolorektal
5. Proporsi Desiensi Vitamin D pada Pasien Poliklinik
Alergi dan Imunologi
Iris Rengganis,1 Aria Kekalih,2 Danny Rasjiid Garna3
1Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
3Dokter umum, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Vitamin D mempengaruhi dan meregulasi fungsi sistem imun tubuh. Tujuan: Mengetahui proporsi defisiensi vitamin D-25(OH) pasien poliklinik
Alergi dan Imunologi, serta untuk meninjau tatalaksana defisiensi vitamin D-25(OH) di poliklinik Alergi dan Imunologi. Metode: Penelitian
retrospektif data rekam medis pasien Poliklinik Alergi dan Imunologi yang mendapat terapi vitamin D serta kadar vitamin D-25 (OH). Hasil:
Sejumlah 97,1% pasien memiliki kadar vitamin D kurang dari normal (insufisiensi vitamin D dan defisiensi vitamin D). Setelah pemberian vitamin
D dosis tinggi (1000 IU/hari atau lebih) selama 3 bulan, terjadi peningkatan bermakna status vitamin D. Simpulan: Proporsi defisiensi vitamin
D tinggi pada pasien penyakit imunologi dan pemberian vitamin D dosis tinggi (1000 IU/hari atau lebih) dapat meningkatkan status vitamin D
pasien dengan penyakit imunologi.
Kata kunci: Alergi, defisiensi, sistem imun, vitamin D
6. Diagnosis dan Tatalaksana Irritable Bowel Syndrome
Christina Permata Shalim
RSUD Wangaya, Denpasar, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Irritable Bowel Syndrome (IBS) merupakan penyakit dengan prevalensi global mencapai 11%. Gejala IBS yang tidak spesifik dan serupa penyakit
saluran pencernaan lain menyulitkan diagnosis sehingga banyak pemeriksaan penunjang yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Diagnosis IBS
ditegakkan berdasarkan kriteria Rome IV. Patofisiologi IBS belum sepenuhnya dipahami dan terapi lebih bersifat simptomatik sesuai subtipe
IBS dan gejala yang mendominasi, terdiri dari terapi non-farmakologi dan farmakologi. Beberapa terapi farmakologi baru mulai dikembangkan.
Kata kunci: Diagnosis, irritable bowel syndrome, tatalaksana
7. Hasil Pengobatan Adjuvan Tamoxifen pada Pasien
Kanker Payudara di RSUP Dr. M. Djamil Padang
Muhammad Fadhil,1 Wirsma Arif Harahap,2 Dewi Rusnita3
1 Profesi Dokter; 2 Bagian Bedah Divisi Bedah Onkologi; 3 Bagian Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas , Padang, Sumatera Barat, Indonesia
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak pada perempuan di dunia. Pada beberapa dekade terakhir, pengobatan adjuvan
tamoxifen banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi disease-free survival, survival rate, dan efek samping pengobatan tamoxifen.
Penelitian deskriptif retrospektif pada bulan September hingga Desember 2016 di RSUP Dr. M. Djamil Padang menggunakan data sekunder
100 sampel dari rekam medik bagian Bedah Onkologi RSUP Dr. M. Djamil Padang dan data primer melalui wawancara. Analisis dilakukan secara
univariat dan metode Kaplan-Meier. Hasil penelitian ini didapatkan kelompok usia terbanyak adalah 50-59 tahun dengan rata-rata 52,3 tahun.
Disease-free survival 5 tahun adalah 0,727 dan survival rate 5 tahun adalah 0,777. Efek samping paling banyak adalah hot flush (65%). Terdapat
hubungan antara efek samping pengobatan tamoxifen dan disease free survival dengan nilai p=0,001 (p < 0,05) kekuatan hubungan sedang
(r=0,376).
Kata kunci: Disease-free survival, efek samping, survival rate, tamoxifen
8. Diagnosis dan Tatalaksana Perikarditis Akut
Herick Alvenus Willim,1 Alice Inda Supit2
1Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, 2 SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
ABSTRAK
Penyakit perikardium dapat mencakup perikarditis, efusi perikardium, tamponade jantung, dan tumor perikardium. Perikarditis akut merupakan
penyakit perikardium yang paling sering ditemukan dalam klinis. Perikarditis akut ditemukan pada 0,1% seluruh kasus pasien nyeri dada di rumah
sakit dan 5% seluruh kasus nyeri dada non-infark miokard akut di instalasi gawat darurat. Perikarditis akut penting dibedakan dari penyebab nyeri
dada lainnya.
Kata kunci: Perikardium, perikarditis akut, perikarditis relaps
9. Hypertrophic Cardiomyopathy
Ni Luh Putu Rustiari Dewi
RS Universitas Udayana, Jimbaran, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Hypertrophic cardiomyopathy (HCM) merupakan kelainan jantung primer yang diturunkan secara genetik dengan karakteristik penebalan
abnormal jaringan otot terutama ventrikel kiri tanpa kelainan jantung dan sistemik lainnya.Sekitar 60% kasus HCM diturunkan secara autosomal
dominan berupa mutasi gen-gen protein sarkomer jantung. Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis, elektrokardiogram, ekokardiogram, atau
cardiac magnetic resonance (CMR). Pemeriksaan genetik dapat dipertimbangkan. Terapi ß-blocker dan penyekat kanal kalsium digunakan untuk
mengurangi gejala sulit bernapas, nyeri dada, penurunan aktivitas fisik, atau kelelahan. Intervensi invasif dengan ventricular septal myectomy
(Morrow procedure) atau alcohol septal ablation. Evaluasi ulang secara berkala dan konseling genetik juga direkomendasikan termasuk pada
pasien tanpa gejala.
Kata kunci: Hypertrophic cardiomyopathy (HCM)
10. Athlete’s Heart (Jantung Atlet)
Anang B. Maharjito, Ika Handayani
RS Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Jantung atlet adalah istilah untuk perubahan struktur dan fungsi jantung pada individu yang berlatih fisik lebih dari satu jam setiap hari.
Perubahan bersifat asimptomatik, tanda yang ditemukan saat pemeriksaan fisik antara lain bradikardia, murmur sistolik, dan bunyi jantung
tambahan. Kelainan EKG juga sering ditemukan. Diagnosis berdasarkan temuan klinis dan hasil ekokardiografi. Jantung atlet harus dibedakan
dengan kelainan jantung yang serius.
Kata kunci: Jantung atlet, penyakit kardiovaskuler
11. Prol Infark Miokard Akut dengan Kenaikan Segmen-
ST Di ICCU RSUD Prof W. Z. Johannes Kupang,
Nusa Tenggara Timur, Januari-April 2018
Melissa Dharmawan,1 Leonardus Wibowo Hidayat,2 Leonora Johana Tiluata3
1RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang, 2RSU St. Rafael, Cancar
3SMF Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Prof. W.Z. Johannes Kupang, Indonesia
ABSTRAK
Pendahuluan. Infark Miokard Akut dengan kenaikan Segmen-ST (STEMI) merupakan bentuk paling berat dari Sindrom Koroner Akut dengan
berbagai komplikasinya. Tujuan. Mengetahui profil pasien STEMI di Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Prof. W.Z. Johannes selama Januari-
April 2018. Metode. Studi kohort retrospektif menggunakan data sekunder sosiodemiografi, klinis, dan penunjang seluruh pasien yang
terdiagnosis STEMI pada saat admisi. Durasi perawatan dan luaran dicatat. Hasil. Selama periode tersebut didapatkan 23 kasus STEMI. Proporsi
pria sebesar 87% dengan rerata usia 56 tahun. Keluhan utama terbanyak adalah nyeri dada dengan onset kurang dari 12 jam. Antikoagulan
diberikan pada semua subjek, 8 subjek mendapat terapi trombolitik. Komplikasi antara lain syok kardiogenik (13%) dan aritmia (8,7%). Kematian
pada 13% subjek. Kematian dalam-rumah-sakit lebih besar pada pasien berusia kurang dari 60 tahun, laki-laki, dengan presentasi Killip class IV
dan lokasi infark di anterior. Simpulan. Pasien STEMI di RSUD Prof. W. Z. Johannes lebih banyak pria, rerata usia 56 tahun, keluhan utama nyeri
dada onset kurang dari 12 jam, dengan komplikasi terbanyak syok kardiogenik.
Kata kunci: Sindrom koroner akut, STEMI