1. KL-6/MUC-1 sebagai Penanda Penyakit Paru Interstisial

Juliani Dewi

Laboratorium Rampal Diagnostika, Malang, Indonesia

ABSTRAK

Penyakit paru interstisial ditandai dengan inflamasi dan fibrosis interstitium paru, yang merupakan kerusakan dan/atau regenerasi pneumosit
tipe II. Diagnosisnya membutuhkan HRCT (high resolution computed tomography), bronkoskopi, dan/atau biopsi paru yang cukup invasif. Krebs
Von De Lungen-6 (KL-6), glikoprotein musinous dengan berat molekul 200 kD, yang disekresi oleh pneumosit tipe II dan sel-sel epitel bronkiolar
sangat menjanjikan untuk dijadikan marker yang potensial dan kurang invasif bagi kelainan paru interstitial ini.
Kata Kunci: Penyakit paru interstitial, Krebs Von De Lungen-6 (KL-6), marker potensial

2.Peran Aerosol M. tuberculosis pada Penyebaran Infeksi Tuberkulosis

Gina Amanda

Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis I,
Departemen Pulmonologi dan Kesehatan Respirasi,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSUP Persahabatan, Jakarta, Indonesia.

ABSTRAK

Tuberkulosis merupakan penyakit yang penyebarannya melalui udara; droplet yang dibatukkan penderita tuberkulosis dapat menginfeksi individu
lain di sekitarnya. Pemeriksaan apusan basil tahan asam sputum belum dapat menggambarkan derajat penularan seseorang. Pemeriksaan
biakan M. tuberculosis berasal dari aerosol yang dibatukkan dapat menunjukkan derajat infeksius individu.
Kata kunci : Aerosol, basil tahan asam, droplet nuclei, tuberkulosis.

3.Paradigma Baru Tuberkulosis pada Era Sustainable Development Goals (SDGs) dan Implikasinya di Indonesia

Anthony Christanto

Rumah Sakit St. Carolus Borromeus, Kupang, Indonesia

ABSTRAK

Era Millennium Development Goals (MDGs) sudah berakhir pada tahun 2015, digantikan oleh Sustainable Development Goals (SDGs). Salah
satu poin dalam MDGs adalah pengendalian TB yang menjadi dasar gerakan STOP TB, yang juga diadopsi oleh banyak negara, salah satunya
Indonesia. Di era SDGs, STOP TB digantikan oleh END TB. Meski Indonesia telah mempunyai sistem penanggulangan TB yang tertuang dalam
pedoman nasional penanggulangan TB terbaru tahun 2014, diperlukan integrasi yang lebih baik dengan END TB untuk mencapai pengendalian
TB yang optimal di era SDGs ini sesuai sasaran END TB.
Kata kunci: END TB, Sustained Development Goals, tuberkulosis

4.Thirdhand Tobacco Smoke

Oktavianus Marciano

Dokter PTT RS Karitas, Weetebula, Sumba Barat Daya, Indonesia

ABSTRAK

Asap rokok merusak kesehatan perokok ataupun bukan perokok. Paparan asap pada orang bukan perokok ternyata berlanjut dalam bentuk
thirdhand smoke (THS). THS merupakan residu asap pembakaran rokok yang menempel di setiap permukaan dan dapat bertahan lama.
Kandungannya dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Kata kunci: Asap rokok, thirdhand smoke.

5.Video Assisted Thoracoscopy Surgery (VATS) as Minimal Invasive Approach for Thymoma with Myasthenia Gravis in Gatot Soebroto Central Army

Hospital: A Case Report

Febyan,1 Joni Indah Sari,1 Sri Handawati Wijaya,1 Andreas Andri Lensoen2
1Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian University, West Jakarta, Indonesia

2Head of Cardiothoracic and Vascular Surgery Department, Gatot Soebroto Central Army Hospital, Central Jakarta, Indonesia

ABSTRACT

Mediastinal thymoma is rare, although it is the most common anterior mediastinal mass. It tends to grow slowly and benign, but still potentially
malignant. Surgery is the mainstay of treatment. The procedure of choice is still standard or partial sternotomy thymomectomy. Video Assisted
Thoracoscopic Surgery (VATS) to mediastinal and lung tumor has shown promising result. The potential advantages of this approach compared
to sternotomy include better cosmetic, less postoperative pain, shorter length of stay, earlier return to daily activities, less bleeding and fewer
other complication.
Keywords: Thymoma, video-assisted thoracoscopic surgery

6.STEMI Inferior dengan Bradikardi dan Hipotensi

Bagus Fitriadi Kurnia Putra
RS Widodo Ngawi, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Sindrom koroner akut (SKA) adalah penyakit kardiovaskular yang sering menyebabkan mortalitas. Laporan Kasus: Laki-laki 51
tahun dengan keluhan nyeri ulu hati, mual, dan keringat dingin sejak 1 jam sebelumnya. Didapatkan hipotensi dan bradikardi. Gambaran EKG
berupa sinus bradikardi dan elevasi segmen ST di lead II, III, aVF. Simpulan: Kondisi bradikardi dan hipotensi sering menyertai kasus SKA, terutama
pada kondisi infark inferoposterior dan ventrikel kanan. Kondisi ini akibat oklusi RCA, meningkatnya tonus vagal, berkurangnya kekuatan pompa
ventrikel kanan, dan hipovolemi.
Kata kunci: Bradikardi, hipotensi, sindrom koroner akut

7.Scar Hipertrok dan Keloid: Patosiologi dan Penatalaksanaan

Linda Sinto

Klinik Gracia, Cileungsi, Bogor, Indonesia

ABSTRAK

Angka terjadinya kelainan fibrotik yang sering muncul pasca-luka terus meningkat, baik luka karena operasi elektif maupun luka yang disebabkan
oleh trauma lainnya. Seringkali disertai dengan keluhan lain seperti kontraktur, gatal hingga nyeri, sehingga mengganggu kualitas hidup
seseorang baik secara fisik maupun psikologis. Secara umum kelainan fibrotik ini dibedakan atas scar hipertrofik dan keloid. Scar hipertrofik
lambat laun dapat terjadi regresi secara sempurna, sedangkan keloid jarang sekali terjadi regresi. Gambaran klinis keduanya seringkali serupa.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menegakkan diagnosis yang tepat antara kedua jenis kelainan fibrotik ini sebelum mengambil keputusan
untuk terapi. Saat ini sudah ada beberapa macam terapi yang ada, tetapi terapi ini pun masih terus berkembang. Melalui artikel ini akan dibahas
mengenai perbedaan mendasar antara kedua jenis kelainan fibrotik ini dan pilihan kombinasi terapi yang baik untuk penanganannya.
Kata kunci: Keloid, luka, scar hipertrofik

8.Liposuction untuk Bromhidrosis Aksilaris

Nadya Hasriningrum Triman, Satya Wydya Yenny
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

RS Dr. M. Djamil/Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Indonesia

ABSTRAK

Bromhidrosis aksilaris adalah kombinasi hiperhidrosis (keringat berlebihan) dan osmidrosis (bau badan) pada ketiak karena dekomposisi produk
kelenjar apokrin. Insidens bromhidrosis aksilaris tidak banyak dilaporkan, biasanya penderita mencari pengobatan karena stigma buruk. Terapi
konservatif dan non-bedah kurang memuaskan dan bersifat sementara; pembedahan lebih memuaskan namun dengan risiko morbiditas tinggi
termasuk komplikasi dan penyembuhan yang lama. Teknik liposuction adalah salah satu terapi bromhidrosis, terdiri dari beberapa cara yaitu;
liposuction dengan kuretase, ultrasonic surgical aspiration, suction-assisted cartilage shaver, dan endoscopy-assisted ultrasonic surgical aspiration.
Liposuction lebih dipilih karena kerusakan jaringan minimal, sehingga skar minimal, angka kekambuhan rendah, dan memuaskan pasien.
Kata kunci: Bromhidrosis aksilaris, liposuction

9.Clinical Manifestations of Ocular Tuberculosis

Elvira

Puskesmas Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci, Jambi, Indonesia

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) is chronic Mycobacterium tuberculosis (MTB) infection.1 This bacteria can affects the eye by direct invasion after haematogenous
dissemination accompanied by local inflammation or via immunologic reaction related to delayed hypersensitivity reaction to the bacteria
elsewhere in the body. Ocular TB can be a great mimicker of various uveitis depending on location, host response and the virulence of the
organism.. Definitive diagnosis would require microbiological confirmation of Mycobacterium tuberculosis from ocular fluid/tissue. Tuberculin
skin test and interferron-gamma release assays (IGRA) has been used to diagnose patient without systemic symptoms. Delayed diagnosis or
treatment can result in vision loss. This review will focus on the clinical manifestation and diagnosis of ocular TB.
Keywords: Intraocular tuberculosis, ocular tuberculosis, tuberculosis.

10.Hubungan Prol Laboratorium Sederhana dan Hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Daerah Terpencil di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur

Stephanie Wibisono,* Garry Prasetyo,** Naldo Soan***

*Dokter Umum PTT Pusat Kabupaten Sikka yang bertugas di Puskesmas Wolofeo, **Puskesmas Boganatar, ***Puskesmas

Magepanda Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Belum ada studi yang khusus menganalisis profil laboratorium sederhana, seperti pemeriksaaan gula darah, kolesterol, dan asam
urat, menggunakan alat periksa cepat (multi-function monitor system) dan pemeriksaan proteinuria dengan urin dipstik pada pasien hipertensi
di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Metode: Penelitian kasus-kontrol terhadap subjek terpilih secara consecutive sampling di tiga wilayah kerja
puskesmas Kabupaten Sikka, Flores NTT, selama bulan Januari – Mei 2017. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta penapisan pemeriksaan

laboratorium sederhana menggunakan alat tes darah dan urin dipstik terhadap subjek usia >18 tahun. Data dianalisis dengan metode chi-
square menggunakan SPSS 20. Hasil: Didapatkan 333 sampel terdiri dari 170 pasien hipertensi dan 163 pasien non-hipertensi. Pada umumnya

didapatkan hiperurisemia, hiperglikemia, hiperkolesterolemia, dan proteinuria. Signifikansi klinis yang bermakna adalah temuan proteinuria,
hiperkolesterolemia, serta hiperglikemia.
Kata kunci: Hiperglikemia, hiperkolesterolemia, hipertensi, hiperurisemia, proteinuria

11.Hubungan antara Pengetahuan mengenai Pityriasis versicolor dan PHBS dengan Kejadian Pityriasis versicolor pada Santri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir

Diana Natalia, Sari Rahmayanti, Riska Nazaria
Departemen Parasitologi dan Mikrobiologi,
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia

ABSTRAK

Pityriasis versicolor merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur spesies Malassezia, ditemukan pada 20-25% penduduk dunia,
lebih sering di area lembap dan temperatur cukup tinggi, seperti Kalimantan Barat dengan suhu rata-rata 25,8-28,33o

C dan kelembapan 60-
98%. Penelitian ini menganalisis hubungan antara pengetahuan mengenai pityriasis versicolor dan PHBS dengan kejadian pityriasis versicolor di
kalangan santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir, menggunakan metode analitik observasional
dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 139 orang, di mana 45 orang di antaranya menderita pityriasis versicolor. Sebanyak
57,6% subjek memiliki pengetahuan baik tentang penyakit pityriasis versicolor dan 93,3% subjek memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yang baik. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pityriasis versicolor dan PHBS dengan kejadian pityriasis versicolor pada santri MTs di
Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir.
Kata kunci: Pengetahuan, PHBS, pityriasis versicolor

 

[download id=”135″]