1.Teknik–teknik Biopsi Kulit
Erlina Pricilla Sitorus, Indah Julianto
Subdivisi Bedah Kulit dan Tumor, Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,
Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi,
Surakarta, Indonesia
ABSTRAK
Prosedur biopsi merupakan tahap penting diagnosis di bidang dermatologi, karena informasi histopatologis dapat dengan mudah diperoleh
dari sampel kulit. Teknik biopsi kulit terdiri dari biopsi snip atau gunting, kuretase, shave, plong, eksisi, dan biopsi insisi. Biopsi kulit perlu penjelasan
dan mendapat persetujuan pasien. Dokumentasi lesi bertujuan untuk mencegah kekeliruan lokasi biopsi, meningkatkan kepercayaan pasien,
dan dapat memantau ketepatan pengobatan. Seorang dermatologis hendaknya dapat mengaplikasikan tindakan ini secara aman dan tepat
dalam praktik sehari-hari.
Kata kunci: Biopsi kulit, diagnosis, indikasi
2.KOH 5% untuk Terapi Alternatif Kondiloma Akuminata di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer
Monica Djaja Saputera
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat, Indonesia
ABSTRAK
Kondiloma akuminata atau kutil kelamin merupakan infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang ditandai dengan lesi vegetasi bertangkai atau
papil yang berjonjot. Salah satu terapi yang sedang dikembangkan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, adalah KOH 5%. KOH
5% merupakan larutan basa kuat bersifat keratolitik, yang memiliki beberapa keuntungan dibandingkan terapi lain. KOH 5% diharapkan dapat
digunakan sebagai terapi alternatif kondiloma akuminata di setiap pusat pelayanan kesehatan primer di Indonesia.
Kata kunci: KOH 5%, kondiloma akuminata, terapi
3.Suplemen untuk Rambut Sehat
Esther Kristiningrum
Medical Department, PT. Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Usia, perubahan hormonal, defisiensi zat gizi, stres, penataan rambut yang berlebihan, dan faktor-faktor lainnya dapat menyebabkan rambut
rusak atau kerontokan rambut. Mengingat risiko efek samping obat-obatan untuk kerontokan rambut, banyak orang tertarik pada pengobatan
alternatif. Suplemen dapat membantu mempertahankan lingkungan sebaik mungkin untuk pertumbuhan rambut yang sehat dan mengurangi
kerusakan dan kerontokan rambut.
Kata kunci: Rambut sehat, suplemen
4.Hubungan 25-hydroxyvitamin D dengan Sepsis pada Anak
Austin Simon Tjowanta, Chairul Yoel
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
ABSTRAK
Sepsis masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Bukti terbaru menunjukkan bahwa vitamin D dapat meningkatkan
respons imun bawaan dengan menginduksi peptida antimikroba. Pada anak, sepsis dijumpai adanya penurunan kadar 25-hydroxyvitamin D
dan risiko sepsis meningkat pada pasien kekurangan vitamin D. Risiko mortalitas lebih tinggi pada pasien sepsis yang kekurangan vitamin D.
Pemberian vitamin D pada anak dapat mengurangi keparahan penyakit dan menurunkan mortalitas.
Kata kunci: 25-hydroxyvitamin D, anak, sepsis
5.Gambaran Radiologi untuk Deteksi Prenatal Osteogenesis Imperfecta
Kartika,1 Dewa Gde Mahiswara Suadiatmika2
Residen,1 Staf2 Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Denpasar, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Osteogenesis imperfecta (OI) adalah kelainan heterogen genetik tulang dan jaringan ikat yang disebabkan mutasi dominan gen kolagen tipe I,
COL1A1, dan COL1A2. Pemeriksaan radiologi masih menjadi alat skrining pertama untuk menentukan evaluasi genetik prenatal dini.
Kata kunci: Osteogenesis imperfecta, prenatal sonographic gap
6.Dosis dan Rute Pemberian Diuretik Loop pada Gagal Jantung Akut
Patricia Feliani Sitohang
Rumah Sakit Awal Bros Panam, Riau, Indonesia
ABSTRAK
Gagal jantung akut adalah sindrom klinis yang ditandai dengan kongesti dan retensi cairan. Diuretik loop intravena merupakan terapi lini
pertama gagal jantung akut, namun efektivitas dan keamanan terkait dosis dan rute pemberian obat masih tidak pasti. Tulisan ini membahas 2
episode gagal jantung dekompensasi akut pada pasien yang sama. Pada serangan pertama, diberikan furosemid bolus intravena dengan dosis
sama dengan total dosis oral harian. Pada serangan kedua, diberikan furosemid bolus intravena 2,5 kali lebih besar dari total dosis oral harian.
Didapatkan hasil klinis lebih baik dan lama rawatan lebih pendek pada episode kedua. Dosis diuretik loop harus disesuaikan berdasarkan klinis
dan respons pasien serta riwayat terapi diuretik loop sebelumnya.
Kata kunci: Diuretik loop, dosis, gagal jantung akut, rute pemberian
7.Osteoartritis Lutut
Sandy Wijaya
Rumah Sakit Tk.IV Madiun, Kota Madiun, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Osteoartritis (OA) lutut merupakan gangguan sendi yang umum dijumpai, ditandai nyeri, krepitasi, dan morning stiffness pada sendi lutut.
Beberapa faktor risiko individu dan sendi dapat menjadi pemicu OA lutut. Perjalanan penyakit OA lutut dipengaruhi oleh proses peradangan
yang melibatkan kartilago, cairan sinovial, dan tulang subkondral. Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan terkadang pemeriksaan penunjang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Tatalaksana meliputi terapi farmakologi dan nonfarmakologi bertujuan untuk mengurangi nyeri dan
meningkatkan kualitas hidup.
Kata kunci: Lutut, OA, osteoartritis
8.Peran Survivin di Bidang Dermatologi
Yessy Farina Salim, Isramiharti
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil/
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Indonesia
ABSTRAK
Kulit merupakan pelindung pertama dari gangguan fisik atau mekanis, gangguan kimiawi, serta infeksi dari luar. Untuk menjalankan perannya,
epidermis mengalami regenerasi melalui keseimbangan proliferasi, diferensiasi, dan apoptosis yang disebut homeostasis. Survivin merupakan
inhibitor of apoptosis protein (IAP), yaitu protein 16,5 kDa, yang menghambat apoptosis dan mengatur pembelahan sel, proliferasi, dan
kelangsungan hidup sel. Survivin diekspresikan pada beberapa penyakit kulit termasuk akne vulgaris, psoriasis, dan beberapa tumor kulit, baik
tumor melanositik maupun dan epitel. Peranan survivin pada penyakit kulit sudah banyak diteliti.
Kata kunci: Akne vulgaris, psoriasis, survivin, tumor kulit
9.Kadar Vitamin D [25(OH)D] Serum Pasien Tuberkulosis Tulang Belakang dan Tuberkulosis Paru
di Bandung, Indonesia: Studi Epidemiologi
Ahmad Ramdan,1 Yoyos Dias Ismiarto,2 Fajar Yulianto KR,3 Rifki Albana3
1Dokter Spesialis Orthopaedi-Traumatologi, konsultan tulang belakang, 2Dokter Spesialis Orthopaedi-Traumatologi, konsultan
orthopedi pediatrik, 3Residen Orthopedi Departemen/SMF Orthopaedi dan Traumatologi,
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Pendahuluan: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang dapat juga menyerang organ ekstra-paru. Kerentanan terhadap infeksi TB
meningkat seiring dengan rendahnya kadar vitamin D [25(OH)D]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar 25(OH)D pada
populasi pasien TB di sekitar wilayah Bandung. Metode: Penelitian potong lintang yang dilakukan pada Mei 2016 hingga Juni 2017 di Poliklinik
MCU, Poliklinik Paru, dan Poliklinik Orthopaedi Tulang Belakang RSUP Hasan Sadikin Bandung. Tiga kelompok sampel, yaitu TB paru, TB tulang
belakang, dan kontrol, dan masing-masing 53 orang. Seluruh sampel menjalani pemeriksaan kadar 25(OH)D melalui darah vena. Hasil: Terdapat
perbedaan bermakna kadar 25(OH)D serum antara kelompok kontrol dan TB tulang belakang, serta antara kelompok kontrol dan TB paru (p
<0,01), sedangkan antara kelompok TB tulang belakang dan TB paru tidak terdapat perbedaan bermakna (p >0,05). Simpulan: Pada penelitian
ini pasien tuberkulosis tulang belakang dan tuberkulosis paru mempunyai kadar 25(OH)D serum lebih rendah dibandingkan kontrol.
Kata kunci: Kadar vitamin D, tuberkulosis paru, tuberkulosis tulang belakang
10.Uji Efek Antiinamasi Ekstrak Etanol Rimpang Jeringau Merah (Acorus Sp.) terhadap Radang Kaki Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karagenan
Nina Safrina, Ressi Susanti, Raka Sari
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
ABSTRAK
Jeringau Merah (Acorus sp.) telah digunakan secara empiris oleh masyarakat suku Dayak Kalimantan Barat untuk menyembuhkan penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi dan dosis optimum ekstrak etanol rimpang Jeringau Merah pada tikus jantan
galur Wistar. Perlakuan pada lima kelompok, yaitu kelompok kontrol positif diberi natrium diklofenak, kontrol negatif diberi CMC-Na 1%, dan
kelompok uji diberi ekstrak etanol rimpang Jeringau Merah 225 mg/kgBB, 450 mg/kgBB, dan 675 mg/kgBB. Pengujian dengan metode rat
hindpaw edema pada telapak kaki kiri tikus jantan galur Wistar dengan induksi karagenan 2%. Nilai AUC digunakan untuk menghitung besarnya
daya antiinflamasi tiap kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Data dianalisis dengan uji ANOVA dan uji LSD. Hasil
menunjukkan ekstrak etanol rimpang Jeringau Merah mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan dosis optimum ekstrak 450 mg/kgBB dan daya
antiinflamasi sebesar 34,20%.
Kata kunci: Antiinflamasi, jeringau merah (Acorus sp.), karagenan
11.Kadar Asam Urat Berkorelasi dengan Kadar Hemoglobin Terglikolisasi (HbA1c) Pasien Diabetes Melitus tipe 2
Arfandhy Sanda,1 Fitriani Mangarengi,2 Ruland DN Pakasi3
1PPDS Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, 2Departemen
Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RSUD Syekh Yusuf, Gowa, 3Departemen Ilmu Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RS Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar/RS Stella Maris, Makassar,
Sulawesi Selatan, Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Beberapa studi menunjukkan peranan asam urat dalam progresivitas pre-diabetes menuju diabetes. Tujuan: Mengetahui
hubungan kadar asam urat serum dengan HbA1c pada pasien DM tipe 2 di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Metode: Penelitian
retrospektif observasional cross-sectional menggunakan data sekunder 107 pasien DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan menjalani
pengobatan di poliklinik dan perawatan Interna RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS) periode Januari-Desember 2016. Uji normalitas data
menggunakan uji Kolgomorov Smirnov dengan hasil tidak terdistribusi normal. Korelasi kadar asam urat dengan HbA1c dianalisis menggunakan
uji Spearman dengan nilai p<0,05. Hasil: Dijumpai korelasi positif yang signifikan antara kadar asam urat dan HbA1c pada pasien DM tipe 2
(r=0,229; p=0,018). Simpulan: Kadar asam urat serum memiliki korelasi positif dengan HbA1c pada pasien DM tipe 2.
Kata kunci: Asam urat, diabetes melitus tipe 2, hemoglobin terglikosilasi
[download id=”173″]