1.Persalinan Preterm
Raymond Surya,1 Sri Pudyastuti2
1Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2Departemen
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUP Persahabatan, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Persalinan preterm didefinisikan sebagai persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Insidens persalinan preterm berbeda-beda
antar negara. Persalinan preterm berkontribusi langsung terhadap risiko morbiditas dan mortalitas maternal, janin, dan neonatus. Mekanisme
persalinan preterm tidak berbeda dengan persalinan aterm yaitu kontraktilitas uterus, pematangan serviks, dan ruptur membran. Persalinan
preterm dapat diprediksi melalui pemeriksaan panjang serviks dengan ultrasonografi transvaginal, fibronektin janin, dan IGF binding
protein-1 atau placental alpha-microglobulin-1 (PAMG-1). ACOG merekomendasikan tatalaksana ancaman persalinan preterm menggunakan
kortikosteroid, magnesium sulfat, tokolitik lini pertama, dan antibiotik sesuai usia kehamilan.
Kata kunci: Persalinan preterm, prediksi, tatalaksana
2.Manajemen Pterigium
Maria Marcella
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Pterigium adalah pertumbuhan fibrovaskuler non-maligna konjungtiva yang biasanya mencapai kornea dan berbentuk segitiga terdiri dari
degenerasi fibroelastis dengan dominasi proliferasi fibrotik. Faktor risiko pterigium terutama pajanan sinar ultraviolet, pajanan debu atau iritan,
kekeringan mata, faktor genetik. Untuk prevensi, dapat digunakan kacamata yang memblok sinar ultraviolet. Terapi pembedahan eksisi memiliki
risiko komplikasi rekurensi pertumbuhan fibrovaskuler dari limbus ke tengah kornea. Teknik eksisi antara lain bare sclera, conjunctival autograft
technique, amniotic membrane grafting. Terapi tambahan untuk mengurangi rekurensi, dapat menggunakan mitomycin-C, radiasi beta, dan anti-
VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor).
Kata kunci: Eksisi, pterigium, ultraviolet.
3.Acne: Pathophysiology and Management
Elvira
Puskesmas Siulak Mukai, Kabupaten Kerinci, Jambi, Indonesia
ABSTRACT
Acne is a common multifactorial inflammatory condition of the pilosebaceous follicle. Topical therapy is the first-line therapy with adjunct
systemic therapy if results are unsatisfactory. Oral antibiotic, oral contraception pill or isotretinoin is indicated for inflammatory acne. Since the
use topical and systemic treatments might be limited in some patients, several laser and other light sources have been developed to treat acne
by decreasing the level of P. acnes or decreasing the function of the sebaceous unit. This article reviews the management strategy of acne.
Keywords: Acne, laser, Propionibacterium acne
4.Manajemen Menangis pada Bayi
Dito Anurogo
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
ABSTRAK
Menangis merupakan perilaku fisiologis bayi. Review ilmiah ini mengemukakan seluk-beluk menangis pada bayi, mulai dari fenomena
perkembangan anak, definisi, epidemiologi, anamnesis, pemeriksaan fisik, manifestasi klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis banding,
manajemen, dan kegawatdaruratan. Peran serta orangtua, pengasuh, konselor, dokter umum, dokter spesialis anak, dan masyarakat sangat
penting dalam tatalaksana menangis pada bayi.
Kata kunci: Manajemen, menangis pada bayi