1. Pemasangan Logo IDI
Mahesa Paranadipa M
Staf Pengajar Etik dan Hukum Kesehatan, Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia
2. Modalitas Pencitraan Terbaik untuk Kolik Renal
Christa Levina Daniswara
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Kolik renal umum dijumpai di Unit Gawat Darurat (UGD). Diagnosis klinis memerlukan konfirmasi modalitas pencitraan. Computed tomography
(CT-scan) dianggap sebagai modalitas terbaik karena dapat mendeteksi batu ginjal dengan akurasi sangat baik. Namun, ultrasonografi (USG)
harus dianggap sebagai teknik pencitraan utama karena cukup akurat mendiagnosis batu saluran kemih dengan biaya relatif tidak mahal dan
bebas radiasi. Modalitas pencitraan lain seperti foto polos, intravenous pyelography (IVP), dan magnetic resonance imaging (MRI) juga dapat
menjadi pilihan.
Kata kunci: Batu ginjal, kolik renal, pencitraan
3. Kualitas Kehidupan Seksual Perempuan pasca-
Histerektomi Vaginal dan Kolpora untuk Perbaikan
Prolaps Organ Panggul
Nuring Pangastuti
Divisi Uroginekologi dan Bedah Rekonstruksi, Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada-RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia
ABSTRAK
Prolaps organ panggul yaitu keadaan turunnya organ panggul melalui vagina, merupakan salah satu disfungsi dasar panggul yang dapat
berakibat nyeri senggama atau disfungsi seksual. Prosedur kolporafi anterior dan posterior dapat menurunkan gejala disfungsi seksual yang
berhubungan dengan prolaps, serta memperbaiki kepuasan seksual, demikian pula prosedur pembedahan histerektomi vaginal. Dispareunia
dapat terjadi pasca-perbaikan dinding posterior vagina.
Kata kunci: Disfungsi dasar panggul, disfungsi seksual perempuan, histerektomi, kolporafi
4. ASI Eksklusif: Nutrisi Ideal untuk Bayi 0-6 Bulan
Felicia Anita Wijaya
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya, Denpasar, Bali
ABSTRAK
Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral). Manfaat pemberian ASI pada bayi yaitu nutrisi ideal, kaya akan antibodi
untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membantu ikatan batin ibu dengan bayi, meningkatkan kecerdasan anak, berat badan bayi ideal, dan
dapat mencegah sudden infant death syndrome (SIDS). Menyusui diperkirakan juga dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker
tertentu.
Kata kunci: Air susu ibu (ASI) eksklusif, manfaat, nutrisi
5. Peran Toksin Botulinum Tipe A (BoNT-A) pada
Spastisitas Pasien Cerebral Palsy
Merie Octavia,1 Adhitya2
1Fakultas Kedokteran UKRIDA, 2Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Cerebral palsy (CP) merupakan sindrom klinis berupa gangguan postur dan gerakan yang menetap karena gangguan non-progresif pada
perkembangan otak imatur. Spastisitas merupakan subtipe CP berdasarkan abnormalitas motorik yang paling banyak ditemukan. Salah satu
pendekatan untuk menangani spastisitas tersebut adalah dengan injeksi Toksin Botulinum tipe A (BoNT-A). BoNT-A dapat dikatakan aman,
keberhasilannya tergantung pada banyak faktor.
Kata kunci: Cerebral palsy, spastisitas, toksin Botulinum
6. Roles of Telomeres and Telomerase in Aging
1Khing S. Ong, 2Zack S.T. Liem, 3Boenjamin Setiawan 1Director Allergy and Immunology Division, Department of
Pediatrics, University of California Irvine. 1978-1985, USA, 2Retired RPH (Registered Pharmacist), USA, 3Founder, Stem Cell
Institute, Jakarta, Indonesia
ABSTRACT
Telomeres are DNA structure that capped the end of linear eukaryotic chromosomes to protect the stability and integrity of the chromosomes.
Attrition of telomeres has been known as one of the hallmark of aging. This review leads to huge interest in the biology of telomeres and the
related enzyme in the aging and related fields. We attempt to review briefly the biology and functions of telomeres, factors, and mechanisms
that control its length and its maintenance. Genetic and epigenetic related dysfunction of telomeres and telomerase will also be discussed.
Finally, a list of disorders of telomeres and telomerase (telomeropathies) will be mentioned with potential therapeutic interventions for these
disorders, and the potential for delaying cell senescence and health-span extension.
Keywords: Aging, DNA, telomeres
7. Clindamycin 0.025% and Tretinoin 0.005% Cream
for Infantile Acne Vulgaris
Gabriela Reginata, Sukmawati Tansil Tan, Listyani Gunawan
Dermatovenereology Department, Faculty of Medicine, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
ABSTRACT
Acne vulgaris is an inflammatory disease of pilosebaceous unit marked by the presence of comedones, papules, pustules, nodules, and cysts.
A boy aged 4 years old was reported of having red spots on his cheeks since the age of 1 month old. Erythematous papules and pustules with
white heads were found in the facial area. Infantile acne diagnosis was considered. Combination of clindamycin 0.025% and tretinoin 0.005%
cream was given to accelerate healing process and to prevent complications such as post-inflammatory hyperpigmentation. The patient’s
condition was considerably better after 1 month.
Keywords: Infantile acne vulgaris
8. Batu Buli-buli pada Anak
AA G Oka Wiryanatha,1 Gde Rastu Adi Mahartha2
1Dokter Spesialis Bedah, 2Dokter Umum
RS Karitas, Waitabula, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
ABSTRAK
Batu buli-buli masih sering dialami anak-anak di daerah miskin atau pedesaan, dengan insidens diperkirakan antara 1:10.000 dan 1:7.000 pada
perawatan pasien anak. Etiologi batu buli-buli pada anak-anak sebagian besar belum diketahui. Batu buli-buli meliputi 5% dari semua kasus batu
saluran kemih. Anak laki-laki lebih sering terkena dibanding dengan wanita. Pada kasus ini dilaporkan anak laki-laki usia 15 tahun dengan batu
buli-buli berukuran 5 cm x 3,5 cm.
Kata kunci: Anak-anak, batu buli-buli
9. Replantasi Jari
Precisza Fanny Faranita,1 Decky Andrea2
1Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. R Soetrasno, Kabupaten Rembang, Rembang, Jawa Tengah,
2Puskesmas Kecamatan Empanang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia
ABSTRAK
Amputasi merupakan terpisahnya sebagian tubuh karena proses trauma atau tindakan operasi. Amputasi jari dan anggota gerak lain sering
diikuti dengan konsekuensi fungsional dan estetika. Proses penyatuan kembali atau replantation membutuhkan teknik operasi mikrovaskuler
tingkat lanjut. Tindakan ini memiliki angka keberhasilan cukup tinggi tetapi bergantung pada banyak faktor.
Kata kunci: Amputasi jari, kasus gawat darurat, kasus trauma, replantasi jari
10. Farmakoterapi Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK)
Esther Kristiningrum
Departemen Medical, PT Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit yang umum, dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan gejala pernapasan persisten
dan keterbatasan aliran udara yang disebabkan kelainan saluran napas dan/atau alveoli yang biasanya disebabkan oleh paparan signifikan
terhadap partikel atau gas berbahaya. Manajemen optimal PPOK multifaset yang menggabungkan strategi non-obat dan manajemen obat.
Beberapa obat seperti bronkodilator dan antiinflamasi dapat membantu pasien PPOK.
Kata kunci: Antiinflamasi, bronkodilator, inhalasi, PPOK
11. Kejadian Karsinoma Sel Basal di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta Berdasarkan Subtipe Histopatologi menurut
Jenis Kelamin, Usia, Lokasi Anatomi, dan Diameter Tumor
Synthia Sari Toha,1 Aulia Rahman,1 Moerbono Mochtar,1 Indah Julianto,1 Nugrohoaji Dharmawan,1
Prasetyadi Mawardi,1 Brian Wasita,2 Novan Adi Setyawan3
1Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr. Moewardi 2Departemen
Patologi Anatomi RSUD Dr. Moewardi 3Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit non-melanoma berasal dari lapisan basal epidermis sel yang tidak mengalami
keratinisasi. Penyakit ini dapat bersifat agresif (A) dan non-agresif (NA) berdasarkan histopatologi. Tujuan: Analisis jenis KSB berdasarkan jenis
kelamin, usia, lokasi anatomi, dan diameter tumor. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, pada bulan April
2018 – Agustus 2018. Sampel berjumlah 19 preparat pasien karsinoma sel basal di Poli Kulit dan Kelamin RSUD dr. Moewardi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dibagi dalam kelompok KSB A dan KSB NA berdasarkan histopatologi. Hasil: Sebagian besar kasus wanita
(68,4%) dengan KSB A; rata-rata usia 57,5 ± 17,5 tahun dan sebagian besar petani 25,2%. Lokasi terbanyak di mid face pada KSB A (57,9%) dan KSB
NA (10,5%); diameter >2 cm pada KSB A (52,6%) dan KSB NA (47,4%). KSB A 5,3 kali lebih banyak daripada KSB NA. Simpulan: Kasus KSB terutama
dijumpai pada wanita, usia >50 tahun, petani, lokasi di mid face, dan diameter >2 cm.
Kata kunci: Karsinoma sel basal, subtipe
12. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Akne Vulgaris
pada Siswa-Siswi SMA Negeri 7 Medan
Rizka Deliana,1 Rina Amalia,2 Nelva Karmila Jusuf3
1Mahasiswa angkatan 2013, 2Staf Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, 3Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
ABSTRAK
Pendahuluan: Akne vulgaris adalah penyakit inflamasi kronis folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh
sendiri. Obesitas diduga salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya akne vulgaris. Tujuan: Mengetahui hubungan antara IMT dan
akne vulgaris pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Medan. Metode: Penelitian observasional analitik desain studi cross-sectional dengan metode
stratified random sampling pada sampel 90 orang. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dilanjutkan dengan menghitung nilai prevalence
ratio (PR). Hasil: Ada hubungan antara IMT dan akne vulgaris pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Medan (p = 0,044). Siswa dengan IMT kategori
obesitas berisiko akne vulgaris 1,481 kali lebih besar daripada siswa dengan IMT kategori tidak obesitas (PR = 1,438). Simpulan: IMT berhubungan
signifikan dengan akne vulgaris pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Medan.
Kata kunci: Akne vulgaris, IMT, indeks massa tubuh, obesitas
13. Perbedaan Efek Penambahan MgSO4 atau Fentanil
terhadap Prol Anestesi Spinal dengan Lidokain 5%
Aria Windy Mahardhika,1 Sugeng Budi Santosa,2 Bambang Novianto Putro 2
1Peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Terapi Intensif,
2Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RS Dr. Moewardi Surakarta, Indonesia
ABSTRAK
Pendahuluan: Anestesi spinal dengan lidokain memiliki lama kerja singkat. Penambahan MgSO4
dan fentanil dapat memperpanjang durasi
blokade sensorik ataupun motorik dari lidokain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan efek penambahan MgSO4 atau
fentanil pada lidokain 5% terhadap mula kerja dan lama kerja blokade sensorik dan motorik dari anestesi spinal serta efek hemodinamiknya.
Metode: Double blind randomized control trial pada 36 pasien ASA I dan II yang menjalani operasi dengan anestesi spinal. Pasien dibagi menjadi
kelompok M (Lidokain Hiperbarik 75 mg+MgSO4 50 mg) dan kelompok F (Lidokain Hiperbarik 75 mg+Fentanil 25 μg). Mula kerja dan lama
kerja blokade sensorik dan motorik, waktu mulai regresi sensorik, data hemodinamik serta efek samping dicatat. Hasil: Penambahan MgSO4
lebih efektif memanjangkan durasi blokade motorik (137,22 vs 116,11+19,75), p=0,014. Blokade sensorik pada penambahan MgSO4
juga lebih
superior meskipun tidak bermakna. Pengaruh terhadap tanda vital dan efek samping tidak bermakna. Simpulan: Lama kerja blokade motorik
lidokain hiperbarik lebih panjang pada penambahan MgSO4 dibandingkan penambahan fentanil,
sedangkan mula kerja dan blokade sensorik
tidak berbeda. Gejolak hemodinamik serta efek samping tidak berbeda bermakna antar kelompok.
Kata kunci: Anestesi spinal, blokade motorik, blokade sensorik, fentanil intratekal, MgSO4
intratekal.