1. Medium Chain Triglyceride (MCT) Ketogenic Diet and

Its Role in Epilepsy

Muthmainah

Neuroanatomy Division, Department of Anatomy, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

ABSTRACT

Brain mainly uses glucose as its energy sources; it can also use ketone bodies and free fatty acids for oxidative fuel. Decreased energy production
in seizure is commonly caused by the lack of TCA cycle intermediates and acetyl-CoA. MCT diet induces ketosis and facilitates anaplerosis to
provide intermediate substrates that can be used to support brain metabolism. MCT diet has been shown to help control seizure.
Keywords: Anaplerosis, epilepsy, ketosis, medium chain triglyceride (MCT)

2. Peran Vitamin D pada Epilepsi Anak
Ratna Suwita Batubara, Johannes Harlan Saing, Pertin Sianturi, Yazid Dimyati,

Cynthea Prima Destariani

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP. H. Adam Malik, Medan, Indonesia

ABSTRAK

Vitamin D memiliki peran penting selama perkembangan otak, proliferasi, diferensiasi, neurotrofik, dan neuroprotektif. Bentuk aktif vitamin D
menekan inflamasi dan mengubah keseimbangan antara penghambat sitokin dan sitokin eksitasi. Bentuk aktif vitamin D menunjukkan efek
imunomodulator dan secara efektif dapat menekan inflamasi, sehingga mempunyai efek antikonvulsan. Penderita epilepsi anak berisiko tinggi
mengalami defisiensi vitamin D. Pemakaian obat antiepilepsi sebagai politerapi dihubungkan dengan penurunan kadar vitamin D yang lebih
besar dibandingkan obat anti-epilepsi sebagai monoterapi. Pemberian vitamin D harus cukup untuk mempertahankan kadar normal 25(OH)
D (≥30 ng/mL). Pemberian vitamin D pada epilepsi dapat meningkatkan batas ambang kejang secara signifikan dan mengurangi keparahan
kejang.
Kata kunci: Epilepsi anak, obat anti-epilepsi, vitamin D

3. Rifampisin Ooksasin Minosiklin (ROM) sebagai

Terapi Alternatif Morbus Hansen

Riza Deviana

Klinik UKP Imam Bukhari, Gondangrejo, Karanganyar, Indonesia

ABSTRAK

Morbus Hansen merupakan penyakit infeksi yang masih terus muncul. Multi-drug therapy (MDT) dari WHO banyak bermanfaat, namun masih
belum bisa mengeradikasi penyakit ini. Kombinasi Rifampisin-Ofloksasin-Minosiklin memiliki efek anti-kusta yang menjanjikan dan mungkin
dapat digunakan sebagai terapi alternatif Morbus Hansen.
Kata kunci: Kusta, morbus hansen, ROM (rifampicin-ofloksasin-minosiklin)

4. Diagnosis dan Manajemen Jangka Panjang Asma

pada Balita
Talita Clarissa Sinatra

Alumna Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK

Asma merupakan penyakit kronis yang paling umum pada anak. Diagnosis asma pada balita sebagian besar dinilai lewat gejala klinis, riwayat
keluarga, dan pemeriksaan fisik. Pemberian beta 2 agonis kerja singkat per inhalasi harus dimulai pada setiap balita dengan episode mengi,
meskipun diagnosis asma belum ditegakkan. Uji terapi pengendali asma diberikan pada balita dengan gejala klinis mengarah ke asma dan
gejala saluran napas tidak terkontrol dan/ atau episode mengi yang sangat sering atau berat.
Kata kunci: Asma balita, beta-2 agonis kerja singkat.

5. Manfaat Omega-3 Parenteral di Dunia Medis

Laurencia Ardi
Departemen Medical PT Kalbe Farma, Tbk
Jakarta, Indonesia

ABSTRAK

Emulsi lemak intravena merupakan komponen penting nutrisi parenteral. Awalnya emulsi lemak digunakan sebagai sumber energi non-glukosa
yang efisien untuk mengurangi efek samping hiperglikemia dan sebagai sumber asam lemak esensial. Penelitian menunjukkan efek omega-3
dan omega-6 pada metabolisme, inflamasi, respons kekebalan tubuh, koagulasi, dan sinyal sel, sehingga dapat bermanfaat untuk terapi bedah,
kanker, dan penyakit kritis serta pada pasien yang membutuhkan nutrisi parenteral jangka panjang. Pembahasan berikut meliputi mekanisme
kerja dan manfaat omega-3 di dunia medis.
Kata kunci: Asam lemak omega-3, emulsi lemak, nutrisi parenteral

 

DOWNLOAD