Daftar isi Jurnal CDK No.11 Kardiovaskuler :

1.Hand Foot Mouth Disease

Alamanda Murasmita, Nurrachmat Mulianto, Moerbono Mochtar
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Sebelas Maret

RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Indonesia

Abstract

HFMD adalah penyakit infeksi virus, yang sering disebabkan oleh virus coxsackie A16 dan enterovirus 71 dan pada umumnya dijumpai pada
anak-anak. Penyakit hand-foot-mouth didiagnosis berdasarkan anamnesis seperti riwayat kontak, gejala klinis, serta pemeriksaan penunjang
identifikasi virus. Kebanyakan kasus HFMD dapat sembuh sendiri dan hanya membutuhkan terapi simptomatik, HFMD berat memerlukan terapi
lebih intensif.
Kata kunci: Anak-anak, hand foot mouth disease, infeksi virus

2.Evidence for Graft versus Tumour Effect after Allogeneic Stem Cell Transplantation for Leukemiaand Lymphoma

Meutia Ayuputeri Kumaheri

Indonesia International Institute for Life Sciences, Jakarta, Indonesia

Abstract

Haematopoietic stem cell transplantation (HSCT) has been commonly used in the treatment of haematopoietic malignancy as a rescue regiment
to prevent bone marrow toxicity subsequent to high dose chemotherapy. The harmful effects are leading to graft versus host disease (GVHD).
However, studies have shown that GVHD, T-cell dependent mechanisms, and NK cells in allogeneic stem cell transplantation contributed to
a lower risk of disease relapse by a mechanism known as graft versus tumour (GVT) effect. Evidence of graft versus tumour (GVT) effect has
allowed development of cancer therapy with less toxic chemotherapy to allow tumour eradication. This essay aims to discuss evidences of GVT
effect after allogeneic stem cell transplantation in both leukaemia and lymphoma and examine future prospects of maximizing GVT effect in
the treatment of both diseases
Keywords: Graft rejection, graft versus host disease, graft versus tumour effect, leukemia, lymphoma, stem cell

3.Korelasi Status Kolesterol High-density Lipoprotein (HDL) Serum dengan Risiko Obstructive Sleep Apnea (OSA) pada Penduduk Kecamatan Sekarbela, Mataram, Indonesia

Fatarosdiana, Herpan Syafii Harahap, Novrita Padauleng Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, Mataram, Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang: Obstructive sleep apnea (OSA) adalah salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular, dan sebelumnya dilaporkan berhubungan dengan status kolesterol HDL serum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara status kolesterol HDL serum dan tingkat risiko OSA pada penduduk di Kecamatan Sekarbela Mataram. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang atas 65 penduduk berusia lebih dari 50 tahun di beberapa lingkungan Kelurahan Karang Pule dan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Mataram, yang memenuhi kriteria inklusi. Tingkat risiko OSA diestimasi berdasarkan STOP-Bang questionnaire. Data dianalisis menggunakan tes korelasi Somers’d. Hasil: Dari 65 partisipan, 43 (66%) partisipan memiliki tingkat risiko OSA tinggi. Sebanyak 30 (54%), 14 (21%), dan 16 (25%) partisipan dikategorikan status kolesterol HDL serum rendah, borderline, dan optimal. Analisis korelasi Somers’d menunjukkan tidak ada korelasi antara status kolesterol HDL serum dan tingkat risiko OSA (p >0,05). Simpulan: Tidak terdapat korelasi antara status kolesterol HDL serum dan tingkat risiko OSA di Sekarbela Mataram.
kata kunci: OSA, status kolesterol HDL serum, STOP-Bang questionnaire.

4.Perbandingan Pengaruh Terapi Albumin Teknologi Nano dengan Albumin Kapsul terhadap Peningkatan Kadar Albumin dan Lama Perawatan

Purwoko, Diah Kurniawati Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
ABSTrAk
Latar Belakang: Pada hipoalbuminemia akan terjadi gangguan fisiologi tubuh, sehingga menghambat penyembuhan dan pemulihan. Beberapa cara untuk meningkatkan kadar albumin darah adalah suplementasi albumin parenteral dan per oral. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas albumin teknologi nano dibandingkan kapsul albumin dalam meningkatkan kadar albumin penderita dan mengurangi lama perawatan. Metode: Randomized Controlled Trial di ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta sejak Juni hingga Agustus 2014 pada 30 sampel, terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi albumin teknologi nano selama 3 hari dengan dosis 2 x 1 (@ 5 g) sachet, kelompok kedua diberi kapsul albumin selama 3 hari dengan dosis 4 x 5 (@ 500 mg) kapsul. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney U. Hasil: Kadar albumin kelompok albumin teknologi nano naik rata-rata sebesar 1,26+0,30 mg/dL, sedangkan yang mendapat kapsul albumin naik rata-rata sebesar 0,86+0,52 mg/dL (p<0,05). Lama rawat di ICU kelompok albumin teknologi nano (3,60+1,06 hari) dibandingkan kelompok kapsul albumin (4,13+1,19 hari) lebih singkat tetapi tidak bermakna (p>0,05).Simpulan: Albumin teknologi nano lebih efektif dibandingkan kapsul albumin untuk meningkatkan kadar albumin darah, namun tidak mempengaruhi lama perawatan pasien hipoalbuminemia di ICU.
kata kunci: Kapsul albumin, lama perawatan, teknologi nano.

 

[download id=”124″]